Salam!

Selamat datang di blog saya,
Anggap aja blog sendiri.
Makasih atas kunjungannya.


Laman

3 pertanyaan satu jawaban

Ada seorang pemuda yang mencari seorang guru agama, pemuka agama atau siapapun yang bisa menjawab 3 pertanyaannya. Akhirnya sang pemuda itu menemukan seorang bijaksana.
Pemuda    : Anda siapa? Bisakah menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?
Bijaksana    : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab    pertanyaan anda.
P : Anda yakin ? Sedang profesor dan banyak orang pintar saja tidak mampu menjawab pertanyaan saya.
B : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.
P : Saya punya 3 buah pertanyaan.
    1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukkan wujud Tuhan kepada saya.
    2. Apakah yang dinamakan takdir?
    3. Kalau setan diciptakan dari api kenapa dimasukkan ke neraka yang terbuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat setan, sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berpikir sejauh itu?
Tiba-tiba sang orang bijaksana tersebut menampar pipi si pemuda dengan keras.
P (sambil menahan sakit) : Kenapa anda marah kepada saya?
B : Saya tidak marah... Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 buah pertanyaan yang anda ajukan.
P : Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.
B : Bagaimana rasanya tamparan saya?
P : Tentu saja saya merasa sakit.
B : Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?
P : Ya.
B : Tunjukkan pada saya wujud sakit itu !
P : Saya tidak bisa.
B : Itulah jawaban pertanyaan pertama. Kita semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat wujudNya.

B : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?
P : Tidak.
B : Apakah pernah terpikir oleh anda akan menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?
P : Tidak.
B : Itulah yang dinamakan Takdir.
B : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?
P : Kulit.
B : Terbuat dari apa pipi anda?
P : Kulit.
B : Bagaimana rasanya tamparan saya?
P : Sakit
B : Walaupun setan dan neraka sama terbuat dari api, neraka tetap menjadi tempat menyakitkan untuk setan.
»»  read more

Bersyukur

Bersyukurlah meski belum semua keinginanmu terpenuhi
Sebab masih ada yang tersisa untuk kaucari
Bersyukurlah bila tidak semua hal kau ketahui
Sebab kau punya kesempatan untuk belajar
Bersyukurlah atas masa-masa sulit hidupmu
Sebab disaat itulah kau tumbuh.
Bersyukurlah atas keterbatasan-keterbatasanmu
Sebab kau punya kesempatan untuk berkembang
Bersyukurlah atas setiap tantangan hidup baru
Sebab itulah yang akan membentuk kepribadianmu
Bersyukurlah atas kesalahan dan kekeliruanmu
Sebab kau akan mendapat pelajaran-pelajaran berharga
Bersyukurlah bila kau letih dan lesu
Sebab ini berarti kau telah membuat suatu perbedaan.
»»  read more

KALUNG MUTIARA

Jenny, gadis cantik, kecil berusia 5 tahun, bermata indah. Suatu hari,
ketika ia dan ibunya sedang berbelanja bulanan, Jenny melihat sebuah
kalung
mutiara tiruan. Indah, meskipun harganya cuma 2,5 dolar. Ia sangat
ingin
memiliki kalung tersebut, dan mulai merengek kepada ibunya. Akhirnya
sang
Ibu setuju, katanya : "Baiklah, anakku. Tetapi ingatlah bahwa meskipun
kalung itu sangat mahal, ibu akan membelikannya untukmu. Nanti,
sesampai di
rumah, kita buat daftar pekerjaan yang harus kamu lakukan sebagai
gantinya. Dan, biasanya kan Nenek selalu memberimu uang pada hari ulang
tahunmu. Itu juga harus kamu berikan kepada Ibu." "Okay," kata Jenny
setuju.

Merekapun lalu membeli kalung tersebut. Setiap hari, Jenny dengan rajin
mengerjakan pekerjaan yang ditulis dalam daftar oleh ibunya. Uang yang
diberikan oleh Neneknya pada hari ulang tahunnya juga diberikannya
kepada
Ibunya. Tidak berapa lama, perjanjiannya dengan Ibunya pun selesai. Ia
mulai
memakai kalung barunya dengan rasa sangat bangga. Ia pakai kalung itu
kemanapun ia pergi. Ke sekolah Taman Kanak-kanaknya, ke gereja, ke
supermarket, bermain dan tidur, kecuali mandi. "Nanti lehermu jadi
hijau,"
kata ibunya.

Jenny juga memiliki seorang Ayah yang sangat menyayanginya. Setiap
menjelang
tidur, sang Ayah akan membacakan sebuah buku cerita untuknya. Suatu
hari,
seusai membacakan cerita, sang Ayah bertanya kepada Jenny : "Jenny,
apakah
kamu sayang Ayah ?" "Pasti, 'Yah. Ayah tahu betapa aku menyayangi
ayah."
"Kalau kau memang mencintai Ayah, berikanlah kalung mutiaramu pada
Ayah."
"Ya, Ayah, jangan kalung ini. Ayah boleh ambil mainanku yang lain. Ayah
boleh ambil Rosie, bonekaku yang terbagus. Ayah juga boleh ambil
pakaian-pakaianku yang terbaru. Tapi, jangan Ayah ambil kalungku." "Ya,
anakku, tidak apa-apa. Tidurlah." Ayah Jenny lalu mencium keningnya dan
pergi, sambil berkata : "Selamat malam, anakku. Semoga mimpi indah."

Seminggu kemudian, setelah membacakan cerita, Ayahnya bertanya lagi :
"Jenny, apakah kamu sayang Ayah ?" " Pasti, 'Yah. Ayah kan tahu aku
sangat
mencintaimu. " "Kalau begitu, boleh ayah minta kalungmu ?" " Ya, jangan
kalungku, dong. Ayah ambil Ribbons, kuda-kudaanku. Ayah masih ingat,
kan ?
Itu mainan favoritku. Rambutnya panjang, lembut. Ayah bisa memainkan
rambutnya, mengepangnya dan sebagainya. Ambillah, 'Yah. Asal Ayah
jangan
minta kalungku. Ya ?" "Sudahlah, 'Nak. Lupakanlah, " kata sang Ayah.
Beberapa hari setelah itu, Jenny terus berpikir, kenapa ayahnya selalu
meminta kalungnya, dan kenapa ayahnya selalu menanyai apakah ia sayang
padanya atau tidak.

Beberapa hari kemudian, ketika Ayah Jenny membacakan cerita, Jenny
duduk
dengan resah. Ketika ayahnya selesai membacakan cerita, dengan bibir
bergetar ia mengulurkan tangannya yang mungil kepada ayahnya, sambil
berkata
: "Ayah, terimalah ini". Ia lepaskan kalung kesayangannya dari
genggamannya
dan ia melihat dengan penuh kesedihan, kalung tersebut berpindah ke
tangan
sang Ayah. Dengan satu tangan menggenggam kalung mutiara palsu
kesayangan
anaknya, tangan yang lainnya mengambil sebuah kotak beludru biru kecil
dari
kantong bajunya. Di dalam kotak beludru itu terletak seuntai kalung
mutiara
yang asli, sangat indah dan sangat mahal. Ia telah menyimpannya begitu
lama,
untuk anak dikasihinya. Ia menunggu dan menunggu agar anaknya mau
melepaskan
kalung mutiara plastiknya yang murah, sehingga ia dapat memberikan
kepadanya
kalung mutiara yang asli.Begitu pula dengan Bapa di Surga. Seringkali
Ia
menunggu lama sekali agar kita mau menyerahkan segala milik kita yang
palsu
dan menukarnya dengan sesuatu yang sangat berharga. Betapa KASIHNYA
Allah
KEPADA kita !
»»  read more

FILOSOFI ANGSA

Kalau anda tinggal di negara 4 musim, maka pada musim gugur, akan terlihat rombongan angsa terbang ke arah selatan untuk menghindari musim dingin. Angsa-angsa tersebut  terbang dengan formasi berbentuk huruf "V". Kita akan melihat beberapa fakta ilmiah  tentang mengapa rombongan angsa tersebut terbang dengan formasi "V".

Fakta:
Saat setiap burung mengepakkan sayapnya, hal itu memberikan "daya dukung" bagi burung yang terbang tepat  dibelakangnya. Ini terjadi karena burung yang terbang di belakang  tidak perlu bersusah-payah untuk menembus 'dinding udara' di depannya. Dengan terbang dalam formasi "V", seluruh kawanan dapat menempuh jarak terbang 71 % lebih jauh daripada kalausetiap burung terbang sendirian.

Pelajaran:
Orang-orang yang bergerak dalam arah dan tujuan yang sama serta saling membagi dalam komunitas mereka dapat mencapai tujuan mereka dengan lebih cepat dan lebih mudah. Ini terjadi karena mereka menjalaninya dengan saling mendorong dan mendukung satu dengan yang lain.

Fakta:
Kalau seekor angsa terbang keluar dari formasi rombongan, ia akan merasa erat dan sulit untuk terbang sendirian. Dengan cepat ia akan kembali ke alam formasi untuk mengambil keuntungan dari daya dukung yang diberikan burung didepannya.

Pelajaran:
Kalau kita memiliki cukup logika umum seperti seekor angsa, kita akan tinggal dalam formasi dengan mereka yang berjalan di depan. Kita akan mau menerima bantuan dan memberikan bantuan kepada yang lainnya. Lebih sulit untuk melakukan sesuatu seorang diri daripada melakukannya bersama-sama.

Fakta:
Ketika angsa pemimpin yang terbang di depan menjadi lelah, ia terbang memutar ke belakang formasi, dan angsa lain akan terbang menggantikan posisinya.

Pelajaran:
Adalah masuk akal untuk melakukan tugas-tugas yang sulit dan penuh tuntutan secara bergantian dan memimpin secara bersama. Seperti halnya angsa, manusia saling bergantung satu dengan lainnya dalam hal kemampuan, kapasitas, dan memiliki  keunikan dalam karunia, talenta atau sumber daya lainnya.



Fakta:
Angsa-angsa yang terbang dalam formasi ini mengeluarkan suara  riuh-rendah dari  belakang untuk memberikan semangat kepada angsa yang terbang di depan sehingga kecepatan terbang dapat dijaga.

Pelajaran:
Kita harus memastikan bahwa suara kita akan memberikan kekuatan. Dalam kelompok  yang saling menguatkan, hasil yang dicapai menjadi lebih besar. Kekuatan yang mendukung (berdiri dalam satu hati atau nilai-nilai utama dan dan saling menguatkan)  adalah kualitas suara yang kita cari.  Kita harus memastikan bahwa suara kita akan  menguatkan dan bukan melemahkan.

Fakta:
Ketika seekor angsa menjadi sakit, terluka, atau ditembak jatuh, dua angsa lain akan ikut keluar dari formasi bersama angsa tersebut dan mengikutinya terbang turun untuk membantu dan melindungi. Mereka tinggal dengan angsa yang jatuh itu sampai ia mati atau dapat terbang lagi. Setelah itu mereka akan terbang dengan kekuatan mereka sendiri atau dengan membentuk formasi lain untuk mengejar rombongan mereka.

Pelajaran:
Kalau kita punya perasaan, setidaknya seperti seekor angsa, kita akan tinggal bersama sahabat dan sesama kita dalam saat-saat sulit mereka, sama seperti ketika segalanya baik!
»»  read more

Tetaplah berlari! (a letter from God)

AnakKu yang terkasih, Aku hampir tidak percaya ketika membaca suratmu. Bukankah baru beberapa minggu yang lalu engkau berjanji tidak akan menyerah? Aku tahu, mungkin minggu-minggu ini terasa sangat sulit bagimu, tapi, anakKu, kuatkan hatimu. Tetaplah berlari dalam track yang sudah kusediakan karena Aku tahu yang terbaik bagimu. Bila kau merasa lelah, berhentilah sejenak, ambil roti dan air hidup yang PutraKu telah tawarkan dan makanlah. Aku yakin, setelah kau mendapatkan keduanya, kau akan merasa segar kembali. Setelah itu, tarik nafas dalam-dalam dan mulai langkahkan kakimu untuk bergerak maju. Fokuskan pandanganmu pada apa yang ada di depanmu, pada tujuan yang kau miliki, yaitu menyelesaikan perlombaan dan menjadi juara.

Buanglah kemarahan dan sakit hati yang menghantui pikiranmu. Amarah dan sakit hati itu tidak ada gunanya, hanya menguras tenaga dan menghambatmu mencapai tujuan. Terkadang Aku mengijinkan hal-hal yang buruk terjadi karena Aku ingin melatihmu. Aku ingin kaki-kakimu menjadi lebih kuat daripada sebelumnya. Dengan begitu engkau dapat berlari dengan lebih cepat. Berhentilah mengasihani dirimu sendiri, berdirilah tegap, dan punyailah mental seorang pemenang. Seorang pemenang, bukan dilihat dari berapa kali ia sukses meraih gelar juara. Di mataKu, seorang pemenang adalah seorang yang tidak pernah menyerah terhadap kegagalan, yang mau bangkit setiap kali ia jatuh. Karena itu, jangan pernah menyerah ketika kau jatuh tersandung kerikil-kerikil di sepanjang jalanmu. Jangan pula kau merasa malu terhadap dirimu sendiri. Angkat kepalamu dan teruskan perjalananmu mencapai finish.

Ketika pertandingan dimulai, Kuharap kau bisa mengacuhkan omongan orang-orang yang menonton di bangku stadion. Jangan merasa sombong karena pujian atau karena kau diunggulkan. Pujian dan pengagungan yang keluar dari mulut mereka terkadang hanya sekedar basa-basi di depan para juara. Tak jarang, kata-kata manis itu akan segera berubah menjadi kritikan pedas dan kecaman ketika para juara itu gagal. Karena itu, kau juga tidak perlu risau ketika mendengar pernyataan-pernyataan skeptis yang mengatakan engkau pasti kalah. Kau bukan bertanding atas kemauan mereka. Kau juga tidak hidup berdasarkan omongan mereka. Pelari yang berpengalaman tahu akan hal itu. Karena itu, tidak usah pusing dengan perkataan-perkataan mereka. Fokuskan pikiranmu pada tujuan yang semula, bukan untuk mendapatkan pujian atau penghargaan dari orang lain, tapi untuk menyelesaikan pertandingan. Aku, Pelatihmu, tidak pernah meragukan kemampuan yang kau miliki. Aku tahu seberapa besar potensi yang ada padamu dan Aku tahu kau pasti bisa mencapai garis finish dengan gemilang.
Selamat berjuang anakKu, Aku menunggumu di garis finish.




Yang mengasihimu,
Ayahmu, Pelatihmu, Sahabatmu, Penonton setiamu





Tuhan.
»»  read more

Kadangkala hidupmu menagis

Kadangkala hidup mengharuskanmu menangis tanpa sebab. Kamu merasa sudah berbuat baik dan benar, tetapi masih banyak kritikan yang dialamatkan kepadamu. Kamu mengira keputusan yang kamu ambil sudah tepat, ternyata perkiraanmu keliru.

Jangan putus asa !! Bangkitlah !!

Matahari tanpa sinar tidak layak disebut matahari. demikian juga dirimu. kau adalah matahari yang seharusnya memancarkan sinar, sekalipun mendung kelabu menutupi pandangan orang untuk melihat keindahan cahayamu.

AKU sering melihat melihatmu marah ketika kamu melihat orang lain berhasil.
Untuk apa kamu menginginkan keberhasilan orang lain?

Bukankah AKU udah menyediakan suksesmu sendiri?
Kamu tidak pernah mengejarnya, jadi kamu tidak pernah bisa memilikinya.

Matamu tidak terfokus kepada rancangan-Ku yang dahsyat atas hidupmu, melainkan tertuju kepada karya-Ku yang luar biasa atas hidup orang lain.

Jadilah seperti air..Selalu mengalir...melewati semua benda, menembus semua sisi dan tanpa batas.

Anak-Ku,,,jangan mau dikalahkan oleh keadaan,,tetapi kalahkan keadaaan !!

Anak-Ku yang terkasih,,,jangan sakit hati ketika kau ditegur, padahal kau merasa sudah mengerjakan yang terbaik.

Sakit hati itu hanya akan membuat tidurmu tidak nyenyak dan perasaanmu tidak nyaman.

Buanglah itu dari hatimu dan pikiranmu !

Kuasailah dirimu sedemikian rupa hingga kamu bisa mengatasi perasaan diperlakukan tidak adil, dilecehkan, diremehkan ataupun dikhianati oleh sesamamu.

Bukankah untuk itu kau hidup? untuk melihat kenyataan bahwa di dunia ini yang paling mengerti perasaanmu dan menerima dirimu apa adanya hanya AKU?

Jauhilah segala bentuk kemarahan, tetapi jangan jauhi AKU.
Anak-Ku, ingatlah hal ini baik-baik. Aku selalu mebuka tangan-Ku lebar-lebar untuk memberimu rasa aman, kapanpun kau membutuhkannya.
AKU senantiasa menyiapkan bahu untuk tempat kepalamu bersandar dan mencurahkan tangis.
AKU melakukannya karena AKU sungguh-sungguh peduli padamu !!

Ayah yang selalu mengasihimu, ,

YESUS

Source: Elia Stories
»»  read more

Ada Tetesan Setelah Tetesan Terakhir

Pasar malam dibuka di sebuah kota. Penduduk menyambutnya dengan gembira. Berbagai macam permainan, stand makanan dan pertunjukan diadakan. Salah satu yang paling istimewa adalah atraksi manusia kuat.

Begitu banyak orang setiap malam menyaksikan unjuk kekuatan otot manusia kuat ini. Manusia kuat ini mampu melengkungkan baja tebal hanya dengan tangan telanjang. Tinjunya dapat menghancurkan batu bata tebal hingga berkeping-keping. Ia mengalahkan semua pria di kota itu dalam lomba panco. Namun setiap kali menutup pertunjukkannya ia hanya memeras sebuah jeruk dengan genggamannya. Ia memeras jeruk tersebut hingga ke tetes terakhir. 'Hingga tetes terakhir', pikirnya.

Manusia kuat lalu menantang para penonton: "Hadiah yang besar kami sediakan kepada barang siapa yang bisa memeras hingga keluar satu tetes saja air jeruk dari buah jeruk ini!"

Kemudian naiklah seorang lelaki, seorang yang atletis, ke atas panggung.

Tangannya kekar. Ia memeras dan memeras... dan menekan sisa jeruk... tapi tak setetespun air jeruk keluar. Sepertinya seluruh isi jeruk itu sudah terperas habis. Ia gagal. Beberapa pria kuat lainnya turut mencoba, tapi tak ada yang berhasil. Manusia kuat itu tersenyum-senyum sambil berkata : "Aku berikan satu kesempatan terakhir, siapa yang mau mencoba?"

Seorang wanita kurus setengah baya mengacungkan tangan dan meminta agar ia boleh mencoba. "Tentu saja boleh nyonya. Mari naik ke panggung." Walau dibayangi kegelian di hatinya, manusia kuat itu membimbing wanita itu naik ke atas pentas. Beberapa orang tergelak-gelak mengolok-olok wanita itu. Pria kuat lainnya saja gagal meneteskan setetes air dari potongan jeruk itu apalagi ibu kurus tua ini. Itulah yang ada di pikiran penonton.

Wanita itu lalu mengambil jeruk dan menggenggamnya. Semakin banyak penonton yang menertawakannya. Lalu wanita itu mencoba memegang sisa jeruk itu dengan penuh konsentrasi. Ia memegang sebelah pinggirnya, mengarahkan ampas jeruk ke arah tengah, demikian terus ia ulangi dengan sisi jeruk yang lain. Ia terus menekan serta memijit jeruk itu, hingga akhirnya memeras... dan "ting!" setetes air jeruk muncul terperas dan jatuh di atas meja panggung.

Penonton terdiam terperangah. Lalu cemoohan segera berubah menjadi tepuk tangan riuh.

Manusia kuat lalu memeluk wanita kurus itu, katanya, "Nyonya, aku sudah melakukan pertunjukkan semacam ini ratusan kali. Dan, banyak orang pernah mencobanya agar bisa membawa pulang hadiah uang yang aku tawarkan, tapi mereka semua gagal. Hanya Anda satu-satunya yang berhasil memenangkan hadiah itu.

Boleh aku tahu, bagaimana Anda bisa melakukan hal itu?"

"Begini," jawab wanita itu, "Aku adalah seorang janda yang ditinggal mati suamiku. Aku harus bekerja keras untuk mencari nafkah bagi hidup kelima anakku. Jika engkau memiliki tanggungan beban seperti itu, engkau akan mengetahui bahwa selalu ada tetesan air walau itu di padang gurun sekalipun. Engkau juga akan mengetahui jalan untuk menemukan tetesan itu. Jika hanya memeras setetes air jeruk dari ampas yang engkau buat, bukanlah hal yang sulit bagiku". Selalu ada tetesan setelah tetesan terakhir. Aku telah ratusan kali mengalami jalan buntu untuk semua masalah serta kebutuhan yang keluargaku perlukan. Namun hingga saat ini aku selalu menerima tetes berkat untuk hidup keluargaku. Aku percaya Tuhanku hidup dan aku percaya tetesan berkat-Nya tidak pernah kering, walau mata jasmaniku melihat semuanya telah kering. Aku punya alasan untuk menerima jalan keluar dari masalahku. Saat aku mencari, aku menerimanya karena ada pribadi yang mengasihiku.

"Bila Anda memiliki alasan yang cukup kuat, Anda akan menemukan jalannya", demikian kata seorang bijak.

Seringkali kita tak kuat melakukan sesuatu karena tak memiliki alasan yang cukup kuat untuk menerima hal tersebut.

(Bits & Pieces, The Economics Press)
»»  read more

Talenta

Kita manusia diberikan talenta yang berbeda-beda, tapi pada dasarnya kita punya modal talenta itu sendiri, maksudnya kita sebenarnya sudah dikasih suatu talenta pada dalam diri kita, yaitu talenta untuk mengembangkannya... talenta untuk berpikir untuk melakukan hidup di dunia ini...........
Bagi yg katolik/kristen pasti pernah mendengar / membaca tentang talenta ini kan... yang mana Yesus memberikan perumpamaan tentang talenta tersebut... Dimana ada 3 orang yang diberikan 10 talenta, terus 5 talenta dan 1 talenta, Tuan itu mengatakan untuk menggunakan talenta itu... nah apa yg dilakukan hamba pertama yg mempunyai 10 talenta ? Dia bekerja dan menhasilkan sepuluh talenta lagi sehingga jumlahnya 20, terus hamba yg mempunyai 5 talenta juga begitu. Apa yg dilakukan hamba yg mempunyai 1 talenta, karena dia tau susahnya untuk bekerja, Tuannya galak dsb... dia jadi malas dan malah takut untuk memulai.. sehingga ia hanya menggali lobang dan menanam talenta itu.. akhirnya pas hari pertanggungjawaban.. Tuan itu memanggil ketiganya dan menanyai semuanya... alhasil Tuan itu memuji hamba pertama dan kedua tetapi ia mengambil talenta dari hamba ketiga dan memeberikannya kepada hamba pertama yg berhasil menggandakan talentanya... sedangkan hamba ketiga diusir olehnya...
Dari renungan ini, sebenarnya kita semuanya mempunyai 5 talenta pada dasarnya.. 5 talenta itu untuk mengembangkan apakah kita bisa untuk menjadi 10 talenta dan apakah kita malah menjadi 1 talenta...
Talenta itu apa ?
Apakah kemampuan ? bakat ? karunia ?
Menurut saya itu bisa benar semua, tapi saya menganggap bahwa Talenta itu adalah IMAN...
»»  read more

Dua Kotak

Ada di tanganku dua buah kotak yang telah Tuhan berikan padaku untuk dijaga. Kata-Nya, "Masukkan semua penderitaanmu ke dalam kotak yang berwarna hitam. Dan masukkan semua kebahagiaanmu ke dalam kotak yang berwarna emas."

Aku melakukan apa yang Tuhan katakan. Setiap kali mengalami kesedihan maka aku letakkan ia ke dalam kotak hitam. Sebaliknya ketika bergembira maka aku letakkan kegembiraanku dalam kotak berwarna emas.

Tapi anehnya, semakin hari kotak berwarna emas semakin bertambah berat. Sedangkan kotak berwarna hitam tetap saja ringan seperti semula.

Dengan penuh rasa penasaran, aku membuka kotak berwarna hitam. Kini aku tahu jawabannya. Aku melihat ada lubang besar di dasar kotak berwarna hitam itu, sehingga semua penderitaan yang aku masukkan ke sana selalu jatuh keluar.

Aku tunjukkan lubang itu pada Tuhan dan bertanya, "Kemanakah perginya semua penderitaanku?" Tuhan tersenyum hangat padaku. "AnakKu, semua penderitaanmu berada padaKu."

Aku bertanya kembali, "Tuhan, mengapa Engkau memberikan dua buah kotak, kotak emas dan kotak hitam yang berlubang?" "AnakKu, kotak emas Kuberikan agar kau senantiasa menghitung rahmat yang Aku berikan padamu, sedangkan kotak hitam Kuberikan agar kau melupakan penderitaanmu."

Ingat-ingatlah semua kebahagiaanmu agar kau senantiasa merasakan kebahagiaan. Campakkan penderitaanmu agar kau melupakannya.

»»  read more

Jejak Kaki

Suatu malam aku bermimpi
Berjalan-jalan di sepanjang pantai bersama Tuhanku
Melintas di langit gelap babak-babak hidupku
Pada setiap babak, aku melihat dua pasang jejak kaki,
Yang sepasang milikku dan yang lain milik Tuhanku

Ketika babak terakhir terkilas di hadapanku,
Aku menengok jejak-jejak kaki di atas pasir,
Dan betapa terkejutnya diriku
Kulihat bahwa acapkali sepanjang hidupku,
Hanya ada sepasang jejak kaki
Aku sadar bahwa ini terjadi justru saat hidupku
Berada dalam keadaan yang paling menyedihkan

Hal ini selalu menggangguku,
Dan aku pun bertanya kepada Tuhan tentang dilemaku ini
“Tuhan, ketika aku mengambil keputusan untuk mengikuti-Mu,
Engkau berjanji akan selalu berjalan dan bercakap-cakap denganku di sepanjang jalan hidupku
Namun ternyata dalam masa yang paling sulit dalam hidupku,
Hanya ada sepasang jejak kaki
Aku benar-benar tidak mengerti
Mengapa ketika aku sangat memerlukan-Mu
Engkau meninggalkan aku”

Ia menjawab dengan lembut, “Anak-Ku, Aku sangat mengasihiMu
Dan sekali-kali Aku tidak akan pernah membiarkanmu,
Terutama sekali ketika pencobaan dan ujian datang
Bila engkau melihat hanya ada sepasang jejak kaki,
Itu karena engkau berada dalam gendongan-Ku”
»»  read more