Salam!

Selamat datang di blog saya,
Anggap aja blog sendiri.
Makasih atas kunjungannya.


Laman

3 pertanyaan satu jawaban

Ada seorang pemuda yang mencari seorang guru agama, pemuka agama atau siapapun yang bisa menjawab 3 pertanyaannya. Akhirnya sang pemuda itu menemukan seorang bijaksana.
Pemuda    : Anda siapa? Bisakah menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?
Bijaksana    : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab    pertanyaan anda.
P : Anda yakin ? Sedang profesor dan banyak orang pintar saja tidak mampu menjawab pertanyaan saya.
B : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.
P : Saya punya 3 buah pertanyaan.
    1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukkan wujud Tuhan kepada saya.
    2. Apakah yang dinamakan takdir?
    3. Kalau setan diciptakan dari api kenapa dimasukkan ke neraka yang terbuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat setan, sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berpikir sejauh itu?
Tiba-tiba sang orang bijaksana tersebut menampar pipi si pemuda dengan keras.
P (sambil menahan sakit) : Kenapa anda marah kepada saya?
B : Saya tidak marah... Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 buah pertanyaan yang anda ajukan.
P : Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.
B : Bagaimana rasanya tamparan saya?
P : Tentu saja saya merasa sakit.
B : Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?
P : Ya.
B : Tunjukkan pada saya wujud sakit itu !
P : Saya tidak bisa.
B : Itulah jawaban pertanyaan pertama. Kita semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat wujudNya.

B : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?
P : Tidak.
B : Apakah pernah terpikir oleh anda akan menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?
P : Tidak.
B : Itulah yang dinamakan Takdir.
B : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?
P : Kulit.
B : Terbuat dari apa pipi anda?
P : Kulit.
B : Bagaimana rasanya tamparan saya?
P : Sakit
B : Walaupun setan dan neraka sama terbuat dari api, neraka tetap menjadi tempat menyakitkan untuk setan.
»»  read more

Bersyukur

Bersyukurlah meski belum semua keinginanmu terpenuhi
Sebab masih ada yang tersisa untuk kaucari
Bersyukurlah bila tidak semua hal kau ketahui
Sebab kau punya kesempatan untuk belajar
Bersyukurlah atas masa-masa sulit hidupmu
Sebab disaat itulah kau tumbuh.
Bersyukurlah atas keterbatasan-keterbatasanmu
Sebab kau punya kesempatan untuk berkembang
Bersyukurlah atas setiap tantangan hidup baru
Sebab itulah yang akan membentuk kepribadianmu
Bersyukurlah atas kesalahan dan kekeliruanmu
Sebab kau akan mendapat pelajaran-pelajaran berharga
Bersyukurlah bila kau letih dan lesu
Sebab ini berarti kau telah membuat suatu perbedaan.
»»  read more

KALUNG MUTIARA

Jenny, gadis cantik, kecil berusia 5 tahun, bermata indah. Suatu hari,
ketika ia dan ibunya sedang berbelanja bulanan, Jenny melihat sebuah
kalung
mutiara tiruan. Indah, meskipun harganya cuma 2,5 dolar. Ia sangat
ingin
memiliki kalung tersebut, dan mulai merengek kepada ibunya. Akhirnya
sang
Ibu setuju, katanya : "Baiklah, anakku. Tetapi ingatlah bahwa meskipun
kalung itu sangat mahal, ibu akan membelikannya untukmu. Nanti,
sesampai di
rumah, kita buat daftar pekerjaan yang harus kamu lakukan sebagai
gantinya. Dan, biasanya kan Nenek selalu memberimu uang pada hari ulang
tahunmu. Itu juga harus kamu berikan kepada Ibu." "Okay," kata Jenny
setuju.

Merekapun lalu membeli kalung tersebut. Setiap hari, Jenny dengan rajin
mengerjakan pekerjaan yang ditulis dalam daftar oleh ibunya. Uang yang
diberikan oleh Neneknya pada hari ulang tahunnya juga diberikannya
kepada
Ibunya. Tidak berapa lama, perjanjiannya dengan Ibunya pun selesai. Ia
mulai
memakai kalung barunya dengan rasa sangat bangga. Ia pakai kalung itu
kemanapun ia pergi. Ke sekolah Taman Kanak-kanaknya, ke gereja, ke
supermarket, bermain dan tidur, kecuali mandi. "Nanti lehermu jadi
hijau,"
kata ibunya.

Jenny juga memiliki seorang Ayah yang sangat menyayanginya. Setiap
menjelang
tidur, sang Ayah akan membacakan sebuah buku cerita untuknya. Suatu
hari,
seusai membacakan cerita, sang Ayah bertanya kepada Jenny : "Jenny,
apakah
kamu sayang Ayah ?" "Pasti, 'Yah. Ayah tahu betapa aku menyayangi
ayah."
"Kalau kau memang mencintai Ayah, berikanlah kalung mutiaramu pada
Ayah."
"Ya, Ayah, jangan kalung ini. Ayah boleh ambil mainanku yang lain. Ayah
boleh ambil Rosie, bonekaku yang terbagus. Ayah juga boleh ambil
pakaian-pakaianku yang terbaru. Tapi, jangan Ayah ambil kalungku." "Ya,
anakku, tidak apa-apa. Tidurlah." Ayah Jenny lalu mencium keningnya dan
pergi, sambil berkata : "Selamat malam, anakku. Semoga mimpi indah."

Seminggu kemudian, setelah membacakan cerita, Ayahnya bertanya lagi :
"Jenny, apakah kamu sayang Ayah ?" " Pasti, 'Yah. Ayah kan tahu aku
sangat
mencintaimu. " "Kalau begitu, boleh ayah minta kalungmu ?" " Ya, jangan
kalungku, dong. Ayah ambil Ribbons, kuda-kudaanku. Ayah masih ingat,
kan ?
Itu mainan favoritku. Rambutnya panjang, lembut. Ayah bisa memainkan
rambutnya, mengepangnya dan sebagainya. Ambillah, 'Yah. Asal Ayah
jangan
minta kalungku. Ya ?" "Sudahlah, 'Nak. Lupakanlah, " kata sang Ayah.
Beberapa hari setelah itu, Jenny terus berpikir, kenapa ayahnya selalu
meminta kalungnya, dan kenapa ayahnya selalu menanyai apakah ia sayang
padanya atau tidak.

Beberapa hari kemudian, ketika Ayah Jenny membacakan cerita, Jenny
duduk
dengan resah. Ketika ayahnya selesai membacakan cerita, dengan bibir
bergetar ia mengulurkan tangannya yang mungil kepada ayahnya, sambil
berkata
: "Ayah, terimalah ini". Ia lepaskan kalung kesayangannya dari
genggamannya
dan ia melihat dengan penuh kesedihan, kalung tersebut berpindah ke
tangan
sang Ayah. Dengan satu tangan menggenggam kalung mutiara palsu
kesayangan
anaknya, tangan yang lainnya mengambil sebuah kotak beludru biru kecil
dari
kantong bajunya. Di dalam kotak beludru itu terletak seuntai kalung
mutiara
yang asli, sangat indah dan sangat mahal. Ia telah menyimpannya begitu
lama,
untuk anak dikasihinya. Ia menunggu dan menunggu agar anaknya mau
melepaskan
kalung mutiara plastiknya yang murah, sehingga ia dapat memberikan
kepadanya
kalung mutiara yang asli.Begitu pula dengan Bapa di Surga. Seringkali
Ia
menunggu lama sekali agar kita mau menyerahkan segala milik kita yang
palsu
dan menukarnya dengan sesuatu yang sangat berharga. Betapa KASIHNYA
Allah
KEPADA kita !
»»  read more